Kabupaten di Sulawesi Selatan dikenal dengan Sebutan atau Julukan
- Makassar: Kota Daeng Anging Mamiri Rotterdam: Kota Serambi MadinahVan Celebes: Kota Serambi Madinah
- Sengkang: Kota Sutra: Kota Serambi Madinah
- Palopo: Kota Idaman: Kota Serambi Madinah
- Bulukumba: Bumi Panrita Lopi: Kota Serambi Madinah
- Pinrang:Bumi Lasinrang: Kota Serambi Madinah
- Makale:Rio de Janeiro van celebes: Kota Serambi Madinah
- Maros:Butta Salewangang: Kota Serambi Madinah
- Luwu: bumi sawerigadin
- Bone: Kota Beradat,Bumi Arung Palakka
- Pare-Pare: Kota Cinta,Bj.Habibie dan Ainun
Berbagai Julukan Kota Makassar
1. Kota Daeng
2. Kota Anging Mammiri
3 Kota Jungpandang
4. Kota Pelabuhan
5. Kota Coto
Julukan 24 Kabupaten Kota di Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan merupakan sebuah provinsi yang terletak di bagian selatan pulau Sulawesi. Pusat pemerintahannya berada di Kota Makassar. Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di Utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di Timur, dan selat Makassar dan laut Flores di Selatan.Secara geografis, Sulsel memiliki posisi yang strategis. Letaknya berada di tengah-tengah kepulauan Indonesia. Itulah kenapa Sulawesi Selatan dijuluki pintu gerbang Indonesia timur. Sebab, letak geografisnya yang strategis ditopang pula oleh perekonomian yang tumbuh komparatif. Dimana Selat Makassar merupakan jalur pelayaran internasional. Sulawesi Selatan memiliki luas wilayah kurang lebih 45.764,53 km2. Luas wilayah tersebut terbagi menjadi 24 kabupaten kota di Sulawesi Selatan dengan jumlah penduduk 9,2 juta jiwa.
Berikut adalah daftar 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan beserta profil, luas wilayah dan julukannya:
1. Kota Makassar ( kota Daeng )
Secara geografis, Makassar terletak pada 5°8′ LS 119°25′ BT, di pesisir barat daya pulau Sulawesi, menghadap Selat Makassar. Dari tahun 1971 hingga 1999, kota ini secara resmi dikenal sebagai Ujung Pandang.
Makassar berbatasan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Kepulauan Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan.
Kota Makassar mempunyai luas 175,8 km² dengan jumlah penduduk sekitar 1,5 juta jiwa.
Makassar dijuluki kota Daeng atau Kota Anging Mammiri dengan semboyan, "Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Pantai". Artinya, orang Makassar punya semangat kepribadian yang pantang mundur.
2. Kabupaten Maros ( Butta Salewangang )
Maros merupakan wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Pangkep sebelah Utara, Kota Makassar dan Kabupaten Gowa sebelah selatan, dan Kabupaten bone di sebelah Barat.
Luas Wilayah kabupaten Maros 1619,11 km² dan terdiri dari 14 kecamatan yang membawahi 103 Desa/kelurahan. Jumlah penduduknya mencapai 408 ribu jiwa.
Sebelum resmi dijadikan kabupaten, Maros adalah salah satu bekas daerah kerajaan di Sulawesi Selatan. Di daerah ini pernah berdiri Kerajaan Marusu' dengan raja pertama bergelar Karaeng Loe Ri Pakere.
Maros dijuluki sebagai Butta Salewangang atau tanah yang makmur dan sejahtera.
3. Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) ( Bumi Batara Siang )
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terletak di pesisir Pantai Barat Provinsi Sulawesi Selatan. Luas wilayahnya mencapai 12.362,73 km² dengan luas wilayah daratan 898,29 km² dan wilayah laut 11.464,44 km².
Pangkep berbatasan dengan kabupaten Barru di sebelah Utara, kabupaten Maros, Makassar di Selatan, kabupaten Bone dan Kabupaten Maros di Timur, serta provinsi Kalimantan Timur, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara Barat serta Bali/Selat Makassar di wilayah Barat.
Jumlah penduduk di kabupaten Pangkep mencapai 345.775 jiwa dan didominasi oleh sektor pertanian dan perikanan.
Asal kata Pangkajene dipercaya berasal dari sungai besar yang membelah kota Pangkep. Pangka berarti cabang, dan Je'ne berarti air. Ini mengacu pada sungai yang membelah kota Pangkep yang membentuk cabang.
Pangkep dijuluki sebagai Kota Bandeng karena sebagian wilayah daratannya merupakan area tambak yang menghasilkan ikan bandeng.
Sementara, semboyan daerah ini adalah Kualleangi tallanga natowalia yang berarti "Lebih Baik Tenggelam Daripada Surut Kembali".
4. Kabupaten Barru ( Kita Hibrida/ Kota Santri )
Barru memiliki luas wilayah 1.174,72 km² yang terbagi ke dalam 7 kecamatan. Jumlah penduduknya mencapai 186.910 jiwa.
Secara geografis, Barru berbatasan dengan kota Parepare di sebelah Utara, Kabupaten Bone, Soppeng, dan Sidrap di sebelah Timur, Pangkep dan selat Makassar di sebelah Barat dan kabupaten Bone di sebelah Selatan.
Nama Barru berasal dari nama sejenis pohon yang oleh masyarakat Bugis menyebutnya sebagai pohon Aju Berru. Karena dahulu, wilayah tersebut ditumbuhi banyak pohon Aju Berru.
Barru dijuluki sebagai Bumi Colliq Pujie dan kota santri. Sebab di Barru terdapat pesantren terbesar di Indonesia Timur yaitu DDI Mangkoso.
5. Kota Parepare ( Kota Tercinta Habibie-Ainun, Bandar Madanih )
Kota Parepare merupakan daerah terkecil di Sulawesi Selatan. Luas wilayahnya hanya 99,33 km² yang terbagi ke dalam empat kecamatan dengan jumlah penduduk mencapai 154.854 jiwa.
Parepare berbatasan dengan Kabupaten Pinrang di utara, Kabupaten Sidenreng Rappang di timur, Kabupaten Barru di selatan, dan Selat Makassar di barat.
Kota Parepare dijuluki Kota Cinta Habibie Ainun, karena daerah ini merupakan tempat kelahiran Presiden Republik Indonesia ke-3 yaitu B.J. Habibie
Kota Parepare punya semboyan "Massedi Siri Massidi gau". Artinya, satu prinsip dan satu perbuatan.
6. Sidenreng Rappang (Sidrap) ( Kota Beras )
Kabupaten Sidenreng Rappang memiliki luas wilayah 1.102,10 km² terbagi ke dalam 11 kecamatan. Jumlah penduduknya berkisar 301.972 jiwa.
Sidrap berbatasan langsung dengan kabupaten Pinrang dan Enrekang di sebelah utara, Kabupaten Luwu dan Wajo sebelah timur, Kabupaten Pinrang dan Parepare di sebelah Barat dan Kabupaten Barru dan Soppeng di sebelah Selatan.
Kondisi topografi Sidrap merupakan wilayah berupa dataran rendah sehingga membuat daerah ini sangat cocok bagi pengembangan sektor pertanian. Khususnya tanaman padi.
Sidrap dijuluki sebagai Bumi Nene Mallomo, yang berasal dari kisah masyarakat setempat. Warga setempat menjunjung tinggi semboyan "Resopa Temmangingngi Namalomo Naletei Pammase Dewata".
Artinya, hanya dengan kerja keras dan ketekunan yang diikuti dengan doa, akan mudah mendapatkan ridho Allah SWT.
7. Pinrang ( Bumi Lasinrang, Pindang Berseri )
Kabupaten Pinrang memiliki luas 1.961,77 km² dan terbagi ke dalam 12 kecamatan. Jumlah penduduknya mencapai 411.795 jiwa.
Pinrang berasal dari bahasa Bugis yaitu kata "benrang" yang berarti "air genangan" bisa juga berarti "rawa-rawa".
Hal ini disebabkan pada awal pembukaan daerah Pinrang masih berupa daerah rendah yang sering tergenang dan dikelilingi rawa.
Pinrang berbatasan sebelah utara dengan kabupaten Tana Toraja, sebelah timur dengan kabupaten Sidenreng Rappang dan Enrekang, sebelah barat ada kabupaten Polman Provinsi Sulawesi Barat dan Selat Makassar, dan sebelah Selatan dengan kota Parepare.
Kabupaten Pinrang memiliki garis pantai sepanjang 93 Km sehingga terdapat areal pertambakan sepanjang pantai. Pada dataran rendah didominasi oleh areal persawahan, bahkan sampai perbukitan dan pegunungan.
Kondisi ini mendukung Kabupaten Pinrang sebagai daerah Potensial untuk sektor pertanian.
Pinrang dijuluki sebagai Bumi Lasinrang. Daerah ini punya semboyan Rebba Sipatokkong, Mali Siparappe, yang berarti kebersamaan, kekeluargaan, dan perrsatuan.
8. Enrekang ( Kota Massenrempulu )
Kabupaten Enrekang memiliki luas wilayah 1.786,01 km² terdiri dari 12 kecamatan. Jumlah penduduk kabupaten ini mencapai 225.172 jiwa.
Batas wilayah kabupaten ini adalah sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Tana Toraja, sebelah selatan dengan kabupaten Luwu, sebelah timur dengan kabupaten Sidrap dan sebelah barat dengan kabupaten Pinrang.
Kabupaten ini pada umumnya mempunyai wilayah Topografi yang bervariasi berupa perbukitan, pegunungan, lembah dan sungai dengan ketinggian 47-3.293 m dari permukaan laut (mdpl) serta tidak mempunyai wilayah pantai.
Secara umum, keadaan topografi wilayah Enrekang didominasi oleh perbukitan dan pegunungan.
Enrekang dijuluki sebagai Bumi Massenrempulu. Sementara, Enrekang memiliki semboyan "Tana Rigalla Tana Riabbusungi" yang berarti tanah yang dikeramatkan dan dihormati.
9. Tana Toraja ( Bumi Lakipadada )
Tana Toraja memiliki luas wilayah 2.054,30 km² dan terbagi menjadi 19 kecamatan. Jumlah penduduknya sebanyak 291.046 jiwa.
Daerah ini merupakan salah satu objek wisata unggulan di provinsi Sulawesi Selatan. Suku Toraja mendiami daerah pegunungan dan masih mempertahankan gaya hidup Austronesia yang asli.
Tana Toraja berbatasan dengan kabupaten Toraja Utara dan provinsi Sulawesi Barat di sebelah utara, kabupaten Enrekang dan Pinrang di sebelah barat, kabupaten Luwu di Timur dan provinsi Sulawesi Barat di sebelah barat.
Kondisi topografi Kabupaten Tana Toraja merupakan dataran tinggi yang dikelilingi oleh pegunungan dengan keadaan lerengnya curam, yakni rata-rata kemiringannya diatas 25 persen.
Tana Toraja dijuluki sebagai Bumi Lakipadada, kisah pahlawan yang merupakan penduduk setempat. Sementara, semboyan masyarakatnya adalah "Misa' Kada Dipotuo, Pantan Kada Dipomate" artinya bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
10. Toraja Utara ( Negeri Atas Awan )
Kabupaten Toraja Utara dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tana Toraja. Luasnya mencapai 1.151,47 km2, dan terdiri dari 21 kecamatan.
Toraja Utara memiliki penduduk berjumlah 268.198 jiwa berdasarkan data registrasi penduduk oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022.
Secara geografis, Toraja Utara berada di sebelah utara dari kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, sebelah timur berbatasan dengan Luwu, sebelah selatan dan barat berbatasan dengan kabupaten Tana Toraja.
Di tengah Kota Rantepao sebagai ibukota kabupaten Toraja Utara, melintang sungai terpanjang yang ada di Sulawesi Selatan yakni Sungai Saddang.
Toraja Utara dijuluki Bumi Pongtiku, nama dari pahlawan setempat. Sementara, masyarakat Toraja Utara juga memegang teguh semboyan "Misa' Kada Dipotuo, Pantan Kada Dipomate", artinya bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
11. Palopo ( Kota Idaman )
Palopo sebelumnya berstatus daerah administratif sejak 1986 dan merupakan bagian dari Kabupaten Luwu. Pada tahun 2002, wilayah ini kemudian berubah menjadi kota.
Kota Palopo memiliki luas wilayah 247,52 kilometer persegi atau sama dengan 0,39% dari luas wilayah provinsi Sulawesi Selatan. Jumlah penduduknya mencapai 184.681 jiwa.
Kota Palopo sebagai sebuah daerah otonom berbatasan dengan kecamatan Walenrang, kabupaten Luwu di sebelah utara, di sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone, di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bua, kabupaten Luwu, dan di sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Tondon Nanggala, kabupaten Tana Toraja.
Palopo dijuluki sebagai kota Idaman, yang berarti Indah, damai dan nyaman.
12. Luwu ( Bumi Sawerigading )
Luas wilayah Kabupaten Luwu mencapai 3.098,97 km². Sementara, jumlah penduduknya berkisar 305.521 jiwa
Kabupaten Luwu berbatasan dengan kabupaten Luwu Utara dan kota Palopo di sebelah utara, Teluk Bone di sebelah timur, kota Palopo dan kabupaten Wajo di sebelah selatan, dan kabupaten Tana Toraja dan kabupaten Enrekang di sebelah barat.
Tiga kabupaten di Sulsel yakni kabupaten Luwu Utara, kabupaten Luwu Timur dan kota Palopo, merupakan hasil pemekaran wilayah kabupaten Luwu Raya. Pemekaran Palopo membuat Luwu menjadi salah satu kabupaten/kota di Indonesia yang wilayahnya tidak menyatu.
Luwu dikenal pula dengan istilah Bumi Sawerigading. Daerah ini memiliki semboyan "Wanua Mappatuo Naewai Alena" artinya tanah yang sangat subur.
13. Luwu Utara ( Bumi Lamaranginang )
Kabupaten Luwu Utara memiliki luas wilayah 7.502,58 km² dengan jumlah penduduk 327.820 jiwa. Luwu Utara dibentuk berdasarkan UU No. 19 tahun 1999 merupakan pecahan dari kabupaten Luwu.
Wilayah kabupaten Luwu Utara merupakan paling utara di provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri dari pantai, dataran rendah hingga pegunungan.
Secara administrasi, pemerintahan Luwu Utara terbagi menjadi 15 kecamatan, 7 kelurahan dan 166 desa. Sementara, terdapat sekitar delapan sungai besar yang mengaliri wilayah Kabupaten Luwu Utara, diantaranya, sungai Rongkong dengan panjang 108 km yang melewati 3 Kecamatan, yaitu Sabbang, Baebunta dan Malangke.
Letak geografis Luwu Utara adalah bagian selatan berbatasan dengan kabupaten Luwu, kabupaten Toraja Utara dan Teluk Bone. Bagian barat dengan Provinsi Sulawesi Barat, sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Luwu Timur dan sebelah utara berbatasan dengan Sulawesi Tengah.
Luwu Utara dijuluki Bumi Lamaranginang, dengan semboyan Tana Masakke Lipu Maraninding. Artinya tanah yang aman, tentram dan damai.
14. Luwu Timur ( Bumi Batara Guru )
Luwu Timur merupakan kabupaten paling timur di Provinsi Sulawesi Selatan yang berbatasan dengan provinsi Sulawesi Tengah di sebelah utara. Sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tenggara dan Teluk Bone, batas sebelah barat merupakan kabupaten Luwu Utara.
Luwu Timur memiliki luas wilayah 6.945 km² dan Malili adalah ibu kotanya. Jumlah penduduknya mencapai 305.521 jiwa.
Kabupaten ini adalah hasil pemekaran Kabupaten Luwu Utara yang disahkan dengan UU Nomor 7 Tahun 2003 pada 25 Februari 2003.
Luwu Timur dijuluki Bumi Batara Guru, artinya tuan terhormat. Kisah Batara Guru tercantum dalam karya sastra terpanjang di dunia yaitu I La Galigo.
15. Kabupaten Bone ( Kota Beradat , Bumi Arung Palakka )
Kabupaten Bone adalah salah satu daerah otonom di provinsi Sulawesi Selatan. Ibu kota kabupaten ini terletak di Watampone.
Bone memiliki luas wilayah 4.559 km² dengan jumlah penduduk lebih 700.000 jiwa. Daerah ini merupakan kabupaten terluas ketiga yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah kecamatan sebanyak 27.
Berdasarkan posisi geografisnya, kabupaten Bone memiliki batas utara bersebelahan dengan kabupaten Wajo dan Soppeng, di selatan ada kabupaten Sinjai dan Gowa, di barat ada kabupaten Maros, Pangkep, dan Barru, dan di Timur ada Teluk Bone.
Daerah ini dijuluki Bumi Arung Palakka. Orang Bone punya semboyan Sumange Tealara. Sumange berarti penggabungan antara jiwa dan raga, sedangkan Tealara berarti tidak terpisah yang menggambarkan keyakinan diri.
16. Soppeng ( Kota Kalong, Bumi Latemmamala )
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.500,00 km² dan punya penduduk sekitar 223.826 jiwa. Ibu kota Soppeng terletak di Watansoppeng.
Soppeng berbatasan langsung dengan kabupaten Bone di sebelah selatan, sebelah timur kabupaten Wajo, sebelah utara kabupaten Sidenreng Rappang dan di sebelah barat kabupaten Barru.
Soppeng dijuluki sebagai kota Kalong karena hampir seluruh wilayah di kota ini ada kelelawar. Semboyan hidup masyarakat Soppeng adalah "Dongiri Temmatipa Salipuri Temmadinging, Wesse Temmakapa".
17. Wajo / Sengkang ( Kota Sutera )
Wajo memiliki luas wilayah 2.506,19 km² dengan jumlah penduduk sekitar 379.396 jiwa.
Batas wilayah kabupaten Wajo sebagai berikut. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Luwu dan kabupaten Sidrap, di selatan ada kabupaten Bone dan Soppeng, di Timur ada Teluk Bone dan sebelah barat ada kabupaten Soppeng dan Sidrap.
Wajo dijuluki sebagai Kota Sutera atau Kampung Penenun. Sebab, daerah ini dikenal sebagai penghasil sutra terbaik.
Wajo juga memiliki semboyan, "Maradeka To Wajoe Ade'na Napopuang" yang berarti orang Wajo bebas merdeka, hanya adat yang dijunjung.
18. Sinjai ( Sinjai Bersatu, Butta Panrita Kitta )
Kabupaten Sinjai terletak di pantai timur bagian selatan jazirah Sulawesi selatan yang berjarak lebih kurang 223 km dari Kota Makassar. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 819,96 km2 dan jumlah penduduk sebanyak 259.478 jiwa.
Sinjai punya batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Bone, di sebelah timur dengan Teluk Bone, di sebelah selatan dengan kabupaten Bulukumba dan di sebelah barat dengan kabupaten Gowa.
Secara ekonomi, daerah ini memiliki letak strategis karena memiliki dua jalur perhubungan, yaitu darat dan laut. Jalur darat menghubungkan kota kabupaten atau kota provinsi yang menjadi pusat kegiatan ekonomi. Sedang, jalur laut digunakan untuk hubungan antar daerah di luar provinsi Sulawesi Selatan.
Daerah ini dikenal dengan julukan Bumi Panrita Kitta'. Sinjai dikenal dengan semboyan "Sinjai Bersatu" yang bermakna, bersih hati dan niat untuk bersatu padu memajukan bangsa.
19. Bulukumba ( Butta Panrita Lopi )
Kabupaten Bulukumba memiliki luas wilayah 1.154,58 km² dan jumlah penduduk 437.610 jiwa. Secara administrator pemerintahan, daerah ini terdiri atas 10 kecamatan, 27 kelurahan, serta 109 desa.
Kabupaten ini berbatasan dengan kabupaten Sinjai di sebelah utara, sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, dan di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Bantaeng.
Penduduk di kabupaten Bulukumba dari berbagai macam suku bangsa yang sebagian besar adalah suku Bugis dan Makassar. Selain itu terdapat juga satu suku yang masih memegang teguh tradisi leluhur dengan mempertahankan pola hidup tradisional yang jauh dari kehidupan modern, yakni Suku Kajang.
Daerah ini juga biasa dikenal dengan istilah Bumi Panrita Lopi'. Sementara, Bulukumba memiliki semboyan "Mali' Siparappe, Tallang Sipahua", yang berarti memiliki tekad yang tangguh dan bertanggung jawab.
20. Bantaeng ( Butta Toa )
Luas wilayah Kabupaten Bantaeng adalah 395.83 km2. Sementara, jumlah penduduknya berkisar 196.716 jiwa.
Letak Kabupaten berbatasan di utara dengan kabupaten Gowa dan Bulukumba, di timur berbatasan dengan sebagian wilayah Bulukumba, selatan dengan Laut Flores, dan barat berbatasan dengan kabupaten Jeneponto.
Bantaeng juga dikenal dengan julukan "Butta Toa". Konon Bantaeng memiliki latar belakang sejarah yang panjang, karena terbentuk sejak tanggal 7 Desember 1254.
21. Jeneponto ( Butta Turatea, Kota Kuda )
Kabupaten Jeneponto memiliki luas wilayah 749,79 km² dan jumlah penduduknya sebanyak 415.462 jiwa. Ibu kota Kabupaten Jeneponto berada di desa Bontosunggu.
Daerah ini berbatasan dengan kabupaten Gowa dan Takalar di sebelah utara, kabupaten Bantaeng di sebelah timur, kabupaten Takalar sebelah barat dan Laut Flores di sebelah selatan.
Julukan Kabupaten Jeneponto adalah 'Negeri Kuda' dan 'Bumi Turatea'. Sementara semboyannya yakni, "abbulo sibatang accera sitongka-tongka".
Artinya nilai-nilai luhur yang tumbuh dari masyarakat dan dilandasi oleh semangat persaudaraan dan kebersamaan.
22. Takalar ( Butta Panrannuangku )
Kabupaten Takalar memiliki luas wilayah 566,51 km² dengan jumlah penduduknya mencapai 304.856 jiwa. Ibu kotanya terletak di Pattallassang.
Berdasarkan posisi geografis, Kabupaten Takalar memiliki batas wilayah, di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Gowa dan Jeneponto. Di sebelah utara, berbatasan dengan kabupaten Gowa. Sedangkan di sebelah barat dan selatan dibatasi oleh Selat Makassar dan Laut Flores.
Takalar juga dikenal dengan sebutan Butta Panrannuangku. Yang berarti tanah yang membawa kebahagiaan atau tanah harapan.
23. Gowa ( Butta Bersejarah )
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.883,33 km² dan jumlah penduduk sebanyak 768.682 jiwa. Gowa meliputi 9 kecamatan dan ibukotanya terletak di kecamatan Somba Opu.
Gowa punya batas wilayah dengan kabupaten Maros dan kota Makassar di Utara, kabupaten Takalar dan Jeneponto di Selatan, kabupaten Sinjai Bulukumba dan Bantaeng di Timur, dan kota Makassar serta Kabupaten Takalar di utara.
Daerah ini memiliki julukan Gowa Bersejarah. Sebab, Kabupaten Gowa punya sejarah panjang sebelum kemerdekaan.
Dulunya, Gowa merupakan sebuah kesultanan. Salah satu Rajanya yang paling terkenal adalah Sultan Hasanuddin.
Masyarakatnya senantiasa berpegang teguh pada semboyan hidup "Tanahku terbuka bagi semua bangsa". Dengan prinsip keterbukaan dan kebersamaan itu, maka Gowa cepat berkembang.
24. Kepulauan Selayar ( Tana Doang )
Kepulauan Selayar memiliki luas wilayah sebesar 1.357,03 km² dan jumlah penduduk sebanyak 137.071 jiwa. Letaknya di ujung selatan Pulau Sulawesi dan memanjang dari utara ke selatan.
Daerah ini memiliki kekhususan yakni satu-satunya kabupaten di Sulawesi Selatan yang seluruh wilayahnya terpisah dari daratan dan terdiri dari gugusan beberapa pulau sehingga membentuk suatu wilayah kepulauan.
Gugusan pulau di kabupaten Kepulauan Selayar secara keseluruhan berjumlah 130 buah. Tujuh diantaranya kadang tidak terlihat atau tenggelam pada saat air pasang.
Selayar berbatasan dengan kabupaten Bulukumba dan Teluk Bone di sebelah utara, Laut Flores di timur, provinsi Nusa Tenggara Timur di selatan dan laut flores dan selat Makassar di bagian barat.
Dengan kondisi geografis yang ada, pulau Pasilambena merupakan kecamatan terjauh, yang berjarak lebih 193 km dari ibukota kabupaten yaitu Benteng.
Kepulauan Selayar juga dikenal dengan nama Tana Doang. Artinya tanah yang penuh keberkahan dan tempat berdoa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar